‘Panasnya’ Bom Sarinah di Jakarta
Berita yang panas di koran kompas
pada tanggal 14 januari 2016, diberitakan bahwa pada saat itu sedang terjadi
bom di persimpangan Jalan M.H Thamrin , Jakarta Pusat. Berita bom ini yang
disebut-sebut dengan bom Sarinah karena terjadi di daerah Sarinah, Jakarta
Pusat. Bom ini terjadi pada siang hari pukul 10.30. Ledakan bom beruntun
tersebut terjadi sekitar halaman parkir depan kafe starbucks. Ledakan juga
terjadi pada pos polisi di dekat kafe tersebut. terjadinya ledakan tersebut
tidak hanya sekali meledak tetapi diberitakan bahwa ledakan tersebut terjadi
tujuh kali ledakan berturut-turut. Saat itu banyak masyarakat ataupun pekerja
yang berhamburan keluar gedung dengan paniknya.
Tidak hanya ledakan bom saja, bahkan
juga terjadi baku tembak disekitar kawasan sarinah. Pasca ledakan,
gedung-gedung sekitar dikosongkan oleh aparat karena dikhawatirkan akan terjadi
bom susulan dalam waktu itu. Kejadian ini seketika membuat masyarakat sekitar
menjadi tidak tenang menjalani aktivitas kerjanya.
Peristiwa itu membuat masyarakat
indonesia menjadi ikut panik dan terkejut karena ledakan bom sarinah tersebut.
Seketika keadaan disekitar bom sarinah menjadi ramai karena banyak yang
penasaran akan bagaimana kondisi pasca ledakan. Peristiwa ini menewaskan tujuh
korban yang berada di sekitar ledakan tersebut.
Dampak peristiwa ini tidak hanya
kerusakan pada pos polisi dan sekitarnya saja, tetapi juga berdampak pada
masyarakat. Masyarakat sekitar Jakarta menjadi trauma dan berwaspada untuk mendatangi
tempat-tempat atau gedung-gedung di sekitarnya. Bukan hanya trauma dan
kewaspadaan, pasca kejadian, masyarakat malah sangat banyak juga yang
mendatangi tempat kejadian tersebut. Bahkan diberitakan juga bahwa mereka
mendatangi sampai dengan larut malam dengan alasan hanya untuk melihat-lihat
saja.
Daerah yang didatangi ada pada
tiga titik, yaitu di depan Djakarta Theatre, di pos polisi perempatan Jalan MH
Thamrin dan di depan gedung sarinah. Lebih parahnya lagi, para masyarakat
melakukan ‘selfie’ (berfoto) di lokasi tersebut. Disitu mereka terlihat bahagia
dan dengan bangganya karena dapat mendatangi, melihat secara langsung bahkan
mengabadikannya. Jadi pasca ledakan, keadaan sekitar sarinah menjadi sangat
ramai, dikarenakan masyarakat yang berbondong-bondong mengunjungi dan
menggunakan tempat tersebut seperti tempat wisata.
Tidak hanya masyarakat yang berfoto,
tetapi banyak pula pedagang yang berjualan di daerah sarinah. Pedagang
memanfaatkan peristiwa tersebut untuk mencari uang. Kondisi di sarinah tidak
mencekam pasca ledakan dan menjadi terkenal karena kejadian itu. Tetapi kondisi
itu merugikan tempat-tempat usaha di sekitar sarinah. Banyak tempat usaha yang
tutup dikarenakan peristiwa ledakan tersebut. Mereka khawatir pasca kejadian
itu, dan keramaian hanya terjadi di pusat ledakan. Banyak hotel yang ditutup
beberapa saat pasca ledakan. Layanan Go-Jek dan GrabTaxi pada saat itu
memberikan layanan gratis untuk seluruh area Jakarta. Hal ini dilakukan karena
untuk membantu proses evakuasi dan transportasi ke lokasi aman.
Tidak hanya di jakarta saja, bahkan
di Solo juga diperketat keamanannya. Seperti kediaman presiden, penjagaan aset
milik keluarga Jokowi (katering Chili Pari, Graha Sabha dan Markobar. Bahkan
banyak masyarakat Indonesia yang waspada dengan keadaan sekitarnya. Hampir
semua tempat diwaspadai oleh masyarakat pasca kejadian tersebut. Masyarakat
waspada karena peristiwa tersebut tidak dapat kita prediksi. Bahkan teman saya
menjadi takut untuk pergi ke gedung-gedung.
Peristiwa ini juga menghebohkan
dunia netizen. Terutama pada media sosial yaitu twitter. Media sosial twitter
sangat heboh masalah peristiwa ledakan tersebut. Salah satu kehebohannya adalah
mengenai tanda pagar (#). Mereka membuat tanda #PrayForJakarta,
#KamiTidakTakut, dan #SafetyCheckJkt. Tagar #PrayForJakarta menjadi trending
topic nomor satu didunia. Perusahaan twitter mencatat bahwa hingga tanggal 15
Januari 2016, ada lebih dari 820.000 diulis oleh masyarakat tentang peristiwa
tersebut. Masyarakat menggunakan twitter untuk berani menentang peristiwa dan
untuk tidak menyebarluaskan informasi yang belum valid. Bahkan sering beredar
kabar bahwa kita tidak diijinkan menulis tanda pagar tersebut, dikarenakan hal
tersebut akan membuat pihak lawan menjadi merasa berhasil dalam membuat kondisi
sekitar bahkan indonesia menjadi mencekam. Hal ini menjadikan ancaman mereka
dapat membuat rasa kekhawatiran masyarakat untuk mengunjungi tempat-tempat
disekitarnya. Bukan hanya tanda pagar saja yang heboh, hal yang tidak penting
saja juga ikut heboh karena peristiwa tersebut. Apakah itu ?
Ya, seorang ‘polisi ganteng’ yang
gagah berani melawan teroris dengan membawa senjata. Polisi ini sangat terkenal
secara mendadak di media sosial. Kehebohan ini membuat masyarakat mebuat tanda
hastag #polisiganteng dan #KamiNaksir. Hebohnya berita tidak penting ini
menjadikan masyarakat penasaran akan media sosial polisi tersebut dan
memanfaatkannya dalam hal yang kuarang baik.
Pasca ledakan, kondisi Jakarta
bahkan Indonesia menjadi penuh dengan ancaman. Sehingga turis yang bepergian
atau melakukan tour menjadi membatalkan wisata ke Jakarta. Mereka juga waspada
terhadap apa yang terjadi di Sarinah.
Teror bom menjadi ancaman masyarakat
indonesia dalam beberapa waktu itu pasca peristiwa. Banyak teman yang menyarankan
untuk tidak banyak mengunjungi ataupun bepergian dahulu. Mereka berpikir untuk
kewaspadaan dan kekhawatiran karena kita tidak tahu bagaimana yang akan terjadi
di kehidupan selanjutnya. Sebenarnya masyarakat yang membuat heboh tersebut
akan membuat keadaan menjadi lebih mencekam. Mereka justru akan membuat
masyarakat lainnya menjadi lebih khawatir akan keadaan disekitarnya. Memang
penting bila kita arus berhati-hati tetapi kita tidak perlu membuatnya menjadi
sesuatu yang berlebihan untuk publik. Di Indonesia, masyarakat harus cerdas
dalam memanfaatkan media sosial, bukan hanya untuk sekedar menulis, tetapi juga
harus dengan bukti dan manfaat yang berguna untuk masyarakat yang
mengonsumsinya.
Oleh : Wiena Catur
Oleh : Wiena Catur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar