Kamis, 23 Juni 2016

Apa ada yang salah dengan surat kabar dalam bentuk cetak?






        Indonesia menjadi Negara urutan ke 60 dari 61 negara dalam minat membaca hal ini diungkapkan oleh pembawa acara Mata Najwa, Metro TV yaitu Najwa Shihab (http://jateng.metrotvnews.com, diakses 23 juni 2016). Najwa Shihab sendiri telah dinobatkan sebagai Duta Membaca di Indonesia 2016. Berkurangnya minat baca juga terjadi dalam mencari informasi seputar berita pada media cetak surat kabar oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi para penerus-penerus bangsa. Hal ini sangat disayangkan sekali surat kabar dan membaca sangat erat kaitannya. Pertanyaan seperti judul artikel ini pun datang dari pikiran saya, apa yang salah dengan surat kabar dalam bentuk cetak, apa karena seiring dengan perkembangan jaman yang di mana teknologi pun ikut berkembang pesat membuat para dewasa saat ini lebih mengutamakan penggunaan teknologi dalam kegiatan mereka, terlihat mahasiswi-mahasiwi yang telah saya wawancarai lebih memilih mencari berita lewat internet daripada surat kabar. Surat kabar pun dalam bentuk cetak pun menjadi tidak sepopuler saat pertama dikembangkan. Alasan lain juga datang  ketika saya bertanya kepada narasumber, apa mungkin untuk mendapatkan surat kabar kita harus merogok kocek yang banyak, lalu bagaimana ketika anda harus membeli paket kuota untuk bisa terhubung dengan internet yang saya yakini lebih mahal dengan  harga surat kabar, atau pemakaian listrik dalam menggunakan televisi ataupun radio apa lebih mahal dengan dengan harga surat kabar yang tersebar di Indonesia. Akan tetapi dalam faktanya sendiri melalui wawancara yang saya lakukan sebagian besar mahasiswi mengataan bahwa internet masih menjadi primadona dalam pencarian berita.bahkan dalam membaca berita pun ada yang tidak membaca selama enam bulan.
Oke para muda-mudi, surat kabar dalam bentuk cetak bukanlah media yang ketinggalan jaman, malah hal ini juga membantu kita dalam melihat seberapa besarkah minat membaca masyarakat saat ini.  Seperti yang terlihat internet menjadi primadona dikalangan mahasiswa-mahasiswi. Sedangkan dalam pemanfaatan surat kabar sebagai media dalam dunia pendidikan, jelaslah bahwa surat kabar ini menjalankan peran utama berupa penyebaran informasi, mendidik (memberi pembelajaran), menyampaikan kritik sosial (terutama terhadap kondisi dan situasi juga isu-isu pendidikan saat ini) dengan tujuan perbaikan kondisi peningkatan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas(http://a-research.upi.edu, diakses pada tanggal 23 juni 2016). Surat kabar memang tidak selalu update setiap saat seperti berita-berita online tetapi surat kabar dalam bentuk media cetak lebih membahas secara mendalam dan spesifik, dengan sudut pandang yang membuat kita para pembacanya bisa menikmati dan menangkap bagaimana alur dari sebuah berita tersebut. Surat kabar dalam bentuk cetak tidak membuat seorang yang memilikinya mengalami kerugian yang besar bahkan jika memang pada akhirnya kertas koran yang semakin lama semakin menumpuk juga akan bisa menghasilkan uang, dan bukan berarti seorang yang membaca surat kabar dalam bentuk cetak tidak gaul (mengikuti tren), ini hanyalah masalah cara berpikir dan pilihan orang dalam mencari sarana utama dalam membaca atau mencari berita yang cerdas, dengan sudut pandang yang menghadirkan berita menjadi lebih menarik, dan terpercaya. 

Oleh : AMORITA R


Dafatar Pustaka 

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_044689_chapter1.pdf, diakses pada tanggal 23 juni 2016

Kurniati, Pythag. (2016,3 Mei). Najwa: Minat Baca Indonesia di Peringkat 60 dari 61.Metrotv News [online]. Negarahttp://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/9K5GBZ0b-najwa-minat-baca-indonesia-di-peringkat-60-dari-61-negara, diakses pada tanggal 23 juni 2016. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar