Kamis, 23 Juni 2016

Koran Kuning dan “Sensasi-nya”



Koran kuning adalah Koran yang muncul karena penuh dengan adanya sensasionalitas. Karakteristik yang ditampilkan dari Koran ini melalui kalimat yang panjang serta bahasa yang lugas jelas membedakannya dari Koran-koran pada umumnya. Koran ini muncul pada tahun sekitar 1970-an, dengan nama koran kuning pertama adalah Pos Kota. Koran ini memang menawarkan tampilan berita yang cukup “nyentrik”, dengan bahasa yang tidak baku dan segala isinya dalam bentuk tidak formal. Sensasionalitas memang kekuatan atau daya tarik terbesar dari Koran ini. Adanya penambahan bumbu seperti melebih-lebihkan atau mengada-ada dari berita yang disampaikan jurtru menarik minat pembaca. Belum lagi tampilannya yang berbeda dari Koran yang lain, mulai dari judul sampai isi dari berita yang mendetail dan tak jarang tanpa sensor.



Selain sensasi dari Koran itu sendiri para wartawan yang dipekerjakan dalam perusahaan Koran kuning ini juga menuai sensasi, karena ada informasi yang menyampaikan bahwa para wartawan Koran ini tidak dibekali dengan etika jurnalistik. Wartawannya hanya diwajibkan menulis berita dengan bahasanya sendiri yang tentunya menarik minat pembacanya. Selain itu para wartawannya juga lebih ditekankan pada bentuk menulis dengan gaya storytelling. Ini adalah salah satu teknik mendramatisasi yang dilakukan untuk memperoleh sensasionalitas.


Sensasi yang diberikan oleh Koran kuning semata-mata adalah untuk tujuan bisnisnya agar korannya laku terjual. Tetapi dengan itu juga mengabaikan prinsip atau etika dalam jurnalistik, yang seharusnya Koran tersebut dapat menjadi media komunikasi massa dan juga media edukasi pembelajaran yang sesuai dan tidak dipenuhi dengan bumbu kebohongan dan penipuan yang menyesatkan.



Referensi :
http://stikosa-aws.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Artikel-4-Sensasionalisme-dalam-Koran-Kuning.pdf



Oleh: Ni Putu Gita Yunda Lestari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar