Kamis, 23 Juni 2016

Mengenali Tampilan (Lay Out) Surat Kabar



            Halooo, tetap dengan membahas surat kabar yang menjadi topik utama blog ini,  artikel satu ini akan membahas salah satu fakta unik dari surat kabar dalam bentuk cetak. Sudah jelas kita ketahui surat kabar dalam bentuk cetak juga memiliki banyak pesaing sesama jenisnya maka karena itu untuk menjaga eksistensinya surat kabar harus mampu menarik para khalayak untuk membaca surat kabarnya. Utamanya pengulasan isi memanglah menjadi fokus dari penilaian khalayak dalam memilih surat kabar apa yang akan mereka pilih untuk dijadikan sebagai sarana utama untuk mendapatkan informasi atau berita yang diinginkan, karena itulah pengulasan isi berita haruslah bermutu dan memuat berita dengan selengkap-lengkapnya, akan tetapi  dalam menarik perhatian khalayak penyajian berita bukan hanya tentang pengulasan isi, tampilan (lay out) surat kabar juga menjadi salah satu penilaian khalayak dalam memilih surat kabar-surat kabar yang mereka pilih dan tertarik untuk membaca lebih lanjut berita di dalam surat kabar tersebut. Hal ini perlu ditekankan, karena  desain, lay out, dan tipografi merupakan ekspresi cermin kepribadian surat kabar itu (Irwanto, 2011:15). Maka karena itu dalam pemilihan atau pembuatan tampilan koran juga harus dipersiapkan oleh para agensi-agensi pembuat surat kabar, termasuk para tim kreatif yang .
Lay out itu sendiri memiliki fungsi yaitu sebagai penarik perhatian bagi calon pembaca ketika dipajang di toko maupun di pengecer surat kabar, membuat keingintahuan pembaca untuk melihat lebih lanjut isi surat kabar, di mana lay out  secara singkat menunjukkan produk (berita) yang dijual. Seperti yang dituliskan oleh Irwanto “Kemudian lay out juga bertujuan menyesuaikan dengan gerak mata para pembaca. Dari tipografi, di samping perlu pengetahuan tentang warna dan jenis huruf,  juga harus berjiwa seni. Sebab ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mata pembaca.” (2011: 15). Sehingga surat kabar yang sebagai media komunikasi sangat membutuhkan perencanaan untuk penyajian fisiknya sehingga mencapai tujuannya yaitu menarik perhatian, mengikat perhatian, dan menimbulkan kesan. Oleh karena itu yang harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah  layout adalah gaya huruf dan ukurannya, komposisi gambar yang digunakan bentuk, ukuran dan komposisi warna, ukuran dan macam kertas (bahan cetaknya) (Effendhi, 2010:11-12 bab 2).
            Pembuatan lay out surat kabar tidak jauh beda dengan pembuatan lay out dari media cetak lainnya, dimana  dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dan juga seni. perbedaan yang terlihat antara  lay out  surat kabar dengan tabloid ataupun majalah, atau media cetak lainnya adalah . Lay out  surat kabar lebih menonjolkan pada kolom-kolom dimana kolom-kolom ini akan mengelompokkan berita-berita yang disajikan dengan jarak dan luas tulisan yang kecil yang bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam membaca berita. Tidak kalah pentingnya juga yaitu white space atau ruang kosong, yang berada di antara kolom berita satu dengan kolom berita lainnya. Penggunaan white spaceatau ruang kosong, berguna untuk membantu pembaca  fokus ke sajian utama, juga memisahkan elemen, entah karena alasan prioritas  atau memang seharusnya terpisah (Irwanto, 2011:32).
            Beberapa surat kabar memakai lay out yang berbeda-beda sesuai keinginan atau tujuan surat kabar tersebut. Ada beberapa jenis lay out surat kabar antara lain yaitu(http://digilib.mercubuana.ac.id, diakses pada tanggal 22 juni 2016):
1.       Symitrikal lay-out; disebut juga foundry/vertical lay-out, karena lebih seperti jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Lay-out seperti ini digunakan oleh The New York Times.
2.         Informal balance lay-out; banyak dipakai oleh surat kabar, karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan lebih baik jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat kalau diletakkan di bagian bawah halaman.
3.          Quadrat lay-out atau tata rias segi empat; sangat baik untuk surat kabar yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting dan menarik.
4.      Brace lay-out; menonjolkan suatu berita besar, lay-out seperti ini sering menggunakan “Banner Headline”, judul panjang. Berita penting ditempatkan disebelah kanan surat kabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke arah sana, kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.
5.           Circus lay-out; tata rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.
6.         Horizontal lay-out; tata rias mendatar, judul berita dibuat mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang.
7.           Function lay-out; tata rias yang setiap hari berubah, bergantung kepada perkembangan isi berita hari itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa sering dipakai apa yang disebut “skyline heads”. Jadi ada gejala pemindahan nama tempat nama surat kabar itu sendiri. Lay-out seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran mingguan terbitan Jakarta.

 

Oleh : AMORITA R


                                                                               
Daftar pustaka
Effendhi, Kurniawan. 2010. Alur Proses Lay Out  Koran di Surat Kabar Harian Radar Tarakan Kalimantan Timur. Kerja Praktek. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Surabaya. http://sir.stikom.edu/502/6/BAB%20III.pdf, Diakses pada tanggal 22 Juni 2016.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3164823348634.pdf, diakses pada tanggal 22 juni 2016.
Irwanto. 2011. Kebijakan Lay out Surat Kabar Harian Jogja. Skripsi. FISIP, Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta. http://repository.upnyk.ac.id/2228/1/SKRIPSI.pdf, diakses pada tanggal 21 juni 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar