Halooo, tetap dengan membahas surat
kabar yang menjadi topik utama blog ini, artikel satu ini akan membahas salah satu
fakta unik dari surat kabar dalam bentuk cetak. Sudah jelas kita ketahui surat
kabar dalam bentuk cetak juga memiliki banyak pesaing sesama jenisnya maka karena
itu untuk menjaga eksistensinya surat kabar harus mampu menarik para khalayak untuk
membaca surat kabarnya. Utamanya pengulasan isi memanglah menjadi fokus dari
penilaian khalayak dalam memilih surat kabar apa yang akan mereka pilih untuk
dijadikan sebagai
sarana utama untuk mendapatkan informasi atau berita yang diinginkan,
karena itulah pengulasan isi berita haruslah bermutu dan memuat berita dengan
selengkap-lengkapnya, akan tetapi dalam
menarik perhatian khalayak penyajian berita bukan hanya tentang pengulasan isi,
tampilan (lay out) surat kabar juga
menjadi salah satu penilaian khalayak dalam memilih surat kabar-surat kabar yang
mereka pilih dan tertarik untuk membaca lebih lanjut berita di dalam surat
kabar tersebut. Hal
ini perlu ditekankan, karena desain, lay
out, dan tipografi merupakan ekspresi cermin kepribadian surat kabar itu
(Irwanto, 2011:15). Maka karena itu dalam pemilihan atau pembuatan tampilan
koran juga harus dipersiapkan oleh para agensi-agensi pembuat surat kabar,
termasuk para tim kreatif yang .
Lay out
itu sendiri memiliki fungsi yaitu sebagai penarik perhatian bagi calon pembaca
ketika dipajang di toko maupun di pengecer surat kabar, membuat keingintahuan
pembaca untuk melihat lebih lanjut isi surat kabar, di mana lay out secara singkat
menunjukkan produk (berita) yang dijual. Seperti yang dituliskan oleh Irwanto “Kemudian
lay out juga bertujuan menyesuaikan
dengan gerak mata para pembaca. Dari tipografi, di samping perlu pengetahuan
tentang warna dan jenis huruf, juga
harus berjiwa seni. Sebab ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar
dan warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mata pembaca.” (2011:
15). Sehingga surat
kabar yang sebagai media komunikasi sangat membutuhkan perencanaan untuk
penyajian fisiknya sehingga mencapai tujuannya yaitu menarik perhatian,
mengikat perhatian, dan menimbulkan kesan. Oleh karena itu yang
harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah layout adalah gaya huruf dan ukurannya,
komposisi gambar yang digunakan bentuk, ukuran dan komposisi warna, ukuran dan
macam kertas (bahan cetaknya) (Effendhi, 2010:11-12 bab 2).
Pembuatan lay out surat kabar tidak jauh beda dengan pembuatan lay out dari media cetak lainnya, dimana
dibutuhkan
kreatifitas yang tinggi dan juga seni. perbedaan yang terlihat antara lay out surat kabar dengan tabloid ataupun majalah,
atau media cetak lainnya adalah . Lay out
surat kabar lebih menonjolkan pada
kolom-kolom dimana kolom-kolom ini akan mengelompokkan berita-berita yang
disajikan dengan jarak dan luas tulisan yang kecil yang bertujuan untuk
memudahkan para pembaca dalam membaca berita. Tidak kalah pentingnya juga yaitu
white space atau ruang kosong, yang
berada di antara kolom berita satu dengan kolom berita lainnya. Penggunaan white spaceatau ruang
kosong, berguna untuk membantu pembaca
fokus ke sajian utama, juga memisahkan elemen, entah karena alasan
prioritas atau memang seharusnya
terpisah (Irwanto, 2011:32).
Beberapa surat kabar memakai lay out
yang berbeda-beda sesuai keinginan atau tujuan surat kabar tersebut. Ada
beberapa jenis lay out surat kabar
antara lain yaitu(http://digilib.mercubuana.ac.id, diakses pada tanggal 22 juni
2016):
1. Symitrikal
lay-out; disebut juga foundry/vertical lay-out, karena lebih seperti jemuran,
letak berita-beritanya seimbang. Lay-out seperti ini digunakan oleh The New
York Times.
2. Informal
balance lay-out; banyak dipakai oleh surat kabar, karena mengarah kepada
kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan lebih baik jika
diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat kalau diletakkan di
bagian bawah halaman.
3. Quadrat
lay-out atau tata rias segi empat; sangat baik untuk surat kabar yang akan
dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat empat, dan
pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting
dan menarik.
4.
Brace
lay-out; menonjolkan suatu berita besar, lay-out seperti ini sering menggunakan
“Banner Headline”, judul panjang. Berita penting ditempatkan disebelah kanan
surat kabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke arah sana, kemudian judul
lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.
5.
Circus
lay-out; tata rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua judul berita
dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh seperti ini
adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.
6.
Horizontal
lay-out; tata rias mendatar, judul berita dibuat mendatar, dengan berita yang
tidak terlalu panjang.
7.
Function
lay-out; tata rias yang setiap hari berubah, bergantung kepada perkembangan isi
berita hari itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa sering dipakai apa yang
disebut “skyline heads”. Jadi ada gejala pemindahan nama tempat nama surat
kabar itu sendiri. Lay-out seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran
mingguan terbitan Jakarta.
Oleh : AMORITA R
Daftar
pustaka
Effendhi, Kurniawan. 2010. Alur Proses Lay Out Koran di Surat Kabar Harian Radar Tarakan
Kalimantan Timur. Kerja Praktek. Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Surabaya. http://sir.stikom.edu/502/6/BAB%20III.pdf,
Diakses pada tanggal 22 Juni 2016.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3164823348634.pdf,
diakses pada tanggal 22 juni 2016.
Irwanto. 2011. Kebijakan Lay out Surat Kabar Harian Jogja. Skripsi. FISIP, Ilmu Komunikasi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta. http://repository.upnyk.ac.id/2228/1/SKRIPSI.pdf,
diakses pada tanggal 21 juni 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar