Pada tanggal 31 Oktober 2015, salah satu media cetak di Indonesia yang harus tutup. Media tersebut adalah Harian
Bola, yang khusus
memberitakan topik-topik seputar olahraga terutama sepakbola. Tutupnya Harian Bola ini menyusul
rekan-rekannya yang lain, contohnya Soccer yang ditutup pada 2014.
Foto
Merdeka.com
Sesungguhnya, Harian Bola tidak tutup secara permanen, namun berevolusi menjadi media mingguan dengan nama
Bola Sabtu. Pernyataan penutupan Harian Bola ini dipasang di media tersebut
dengan judul “Harian Bola Pamitan” di cover belakang pada edisi terakhirnya.
Sejauh ini, alasan berhenti terbitnya Harian Bola adalah
karena tiga persaingan, antara lain:
Pertama, beratnya persaingan media di tengah penetrasi teknologi
informasi. Saingan bagi media cetak kini bukan hanya dari media daring, tetapi juga datang dari
sosial media. Berita dan informasi
mengalir deras ke gadget yang kita pegang dengan cepat dan akurat. Dengan begitu, redaksi media cetak
mengalami kesulitan menyajikan berita yang berbeda, karena
dikejar deadline.
Kedua, persaingan dengan rival terberat yaitu Top Skor. BOLA
memang memiliki sejarah panjang lebih dari tiga dekade. Tapi, dalam urusan
terbit harian, Top Skor jelas lebih unggul. Mereka sudah membuka jalan sejak
sepuluh tahun lalu. Jadi, kalaupun sekarang ada persaingan dengan media online,
Top Skor relatif lebih ajeg karena sudah lebih lama membangun kedekatan dengan
pelanggan. Keputusan BOLA menerbitkan harian sungguh terlambat. Momentum adalah
hal penting dalam keberhasilan atau kegagalan.
Ketiga, persaingan di internal Kompas Gramedia Group. Sudah
harus meladeni Top Skor, Harian BOLA juga ditantang 'saudara' sendiri yakni
Super Ball dari Tribunnews Group.
Daftar Pustaka:
http://www.kompasiana.com/shendyadam/in-memoriam-harian-bola_5636be15347b61ea05379671 diakses pada
22 Juni 2016
http://bicara.id/satu-persatu-koran-di-indonesia-tutup-usia/ diakses pada
22 Juni 2016
Oleh: Wiena Catur Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar