Rabu, 22 Juni 2016

Menumbuhkan Budaya Menulis Opini di Surat Kabar

Sebagai masyarakat yang hidup dalam sebuah negara, kita tidak dapat luput dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan ini erat kaitannya dengan layanan publik. Misalnya kebijakan untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi warga negara Indonesia yang berusia di atas 17 tahun. Layanan publik diberikan di RT, RW, kantor kelurahan, dan kecamatan. Apapun kebijakan yang diberlakukan, seharusnya sejalan dengan peforma layanan publik di masyarakat. Namun pada prakteknya, banyak kendala-kendala yang dialami. Maka dari itu, beberapa surat kabar memberikan kolom khusus bagi masyarakat yang ingin memberikan komentar terhadap hal tersebut.
Kompas memiliki kolom Surat Kepada Redaksi. Surat pembaca atau komentar dapat dikirim ke opini@kompas.co.id atau ke Redaksi Kompas Jalan Palmerah Selatan Nomor 26-28, Jakarta 10270. Sebagai contoh, kritik terhadap pelayanan E-KTP yang ditulis oleh Haryoto WA pada 13 Juni 2015. Ia menulis,
Sebagai warga negara Indonesia Republik Indonesia, meski sudah berusia lanjut saya tetap berkeinginan mengganti kartu tanda penduduk alias KTP lama menjadi e-KTP. Tetapi, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ternyata alangkah sulitnya untuk mendapatkan e-KTP tersebut.” (Haryoto, 2015)
Kedaulatan Rakyat juga memiliki kolom khusus yang bernama Suara Rakyat. Berbeda dengan Kompas, pembaca dapat mengirimkan komentarnya melalui sms ke 08157973333. Salah satu komentar dilontarkan oleh pemilik nomor +628157875xxxx yang berjudul Jalan Purboyono, Cebongan Gelap, “Mohon kepada dinas terkait di Sleman untuk menghidupkan LPJU di sepanjang Jalan Purboyo sampai Pasar Cebongan. Sekarang jalan gelap padahal lalu lintas cukup padat. Terimakasih atas perhatiannya.” (2016)
Mahasiswa memiliki peran sebagai agent of change yaitu pembawa perubahan jika terjadi sesuatu yang salah pada kebijakan atau layanan publik. Maka dari itu, perlu menumbuhkan budaya menulis opini pada surat kabar. Bagaimana kebijakan atau layanan publik yang salah dapat diperbaiki jika tidak mau mengungkapkan? Tentunya hal ini tidak mudah dilakukan. Tidak setiap orang dapat menuliskan dan menuangkan apa yang ada di pikirannya. Namun yang perlu diingat adalah seseorang dapat mengubah dunia melalui tulisan. (Teresia Belawati Sugiarto / 150905635)

Daftar Pustaka
WA, Haryoto. 2015. Lansia Dipaksa Berebut Ikut Antrean Pelayanan E-KTP. Kompas, 13 Juni 2015

xx. 2016. Jalan Purboyo, Cebongan Gelap. Kedaulatan Rakyat, 10 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar